Selasa, 11 Desember 2018

LEMON PADA RASA DAN AROMA

Lemon termasuk buah jeruk istimewa karena banyak manfaat. Buah lonjong berwarna kuning cerah dengan permukaan yang dipenuhi pori halus, pas di genggaman orang dewasa. Walau ada juga yang berukuran lebih dari itu.

Ketika menyentuh kulitnya dengan sedikit tekanan maka aroma khas sitrun akan menyusup ke relung saraf penciuman. 

Aroma 'esens citrat' yang terdapat di bagian kulit akan memancing hormon bahagia, si Dopamin bekerja optimal. Hal ini akan membuai angan hingga mampu membuat kelopak mata mengatup, oksigen terhirup maksimal dan bibir mengembang. Rileks.
Gambar: Iallpictures.clipartscom

Selidik lebih dalam tentang isi si kuning lonjong. Di sana bulir-bulir bening tertata memusat bagai deretan kelopak bunga Matahari. Pada tiap bulirnya ada tetesan yang mampu membangkitkan rasa linu di sudut telinga ketika cairan itu menyentuh sisi lidah kita, asam.

Gambar: tribunnews.com


Rasa asam yang mampu membuat bulu kuduk berdiri, mata mengerjap dan bibir mengerut menahan rasa yang sedikit tajam. Jika diminum, air lemon yang mengandung vitamin C tinggi akan berfungsi sebagai antioksidan. 

Asam sitrat yang bertindak sebagai diuretic dan pencahar mampu menurunkan berat badan dan memperlancar gerak usus. Ini sangat berguna untuk menjaga kesehatan tubuh.
****
Sarmina Mina
Semarang, 12 Desember 2018

LUMPIA ATAU LUNPIA


Makanan khas dari Semarang, Jawa Tengah adalah Lunpia. 

Terbuat dari isian dan kulit, bisa direbus atau digoreng. Apa isinya dan apa kulitnya? 

Hmm, sebelum ngintip apa isi dan kulit si cantik ini, ada hal yang menggelitik untuk diketahui, yaitu tentang namanya. Mana yang benar, LUMPIA atau LUNPIA? 


Dikutip dari lunpiacikmeme.com bahwa kedua penamaan itu adalah benar. Lumpia bisa juga dieja sebagai lun pia (Hanzi: 潤餅 / 润饼, POJ: lūn-piáⁿ, Bahasa Inggris: long pia) adalah sejenis jajanan tradisional Tionghoa. Kata Lunpia berasal dari dialek Hokkian dari pelafalan runbing dalam dialek Utara.

Pelafalan lunpia sendiri mengalami sedikit perubahan oleh lidah orang Jawa agar bisa dibaca lebih mudah menjadi ‘lumpia’. 

Jadi antara Lumpia atau Lunpia keduanya benar. Jika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tulisan yang benar adalah lumpia, namun menurut asal muasal bahasanya disebut lunpia. 

Di daerah Melayu seperti Malaysia atau Singapura, lumpia memiliki sebutan lain yaitu Pokpia, yang berasal dari bahasa Khek atau Hakka.

Sekarang sudah jelas kan?

Makanan lezat ini terdiri isian dari olahan rebung atau batang bambu muda yang dimasak sedemikian dengan campuran udang dan rempah lalu digulung dengan kulit lunpia. Kulit lunpia sendiri terbuat dari adonan tepung dan telur yang dipanggang dengan lapisan sangat tipis.

Setelah dibentuk menjadi gulungan atau roll, bisa dikukus atau digoreng dalam minyak panas. Disajikan dengan acar timun, cabai rawit hijau, saos bawang dan bawang prei atau loncang. Sangat lezat dinikmati saat hangat.



Di Semarang, makanan ini mudah ditemui sepanjang pinggir jalan, khususnya di pusat kota. Cocok dijadikan sebagai buah tangan. 

Semarang, 11 Desember 2018

By:Sarmina Mina

Jumat, 06 Juli 2018

PENYEBAB CUACA DINGIN DI BULAN JUNI 2018


Dua hari ini cuaca dingin. Mulai terasa sejak Jumat (5/7) menjelang pagi. Kalau biasanya di Semarang temperatur berkisar 29 sampai 34 derajat Celcius, sejak kemarin dan hari ini, Sabtu, 6 Juli 2018, suhu mencapai 22 derajat. Hmm... dinginnya mampu membuat hidung mampet, kedingainan.

Penurunan suhu ini bukan hanya terjadi di Semarang. Di beberapa kota yang ada pulau Jawa juga mengalami hal yang sama. Misalnya Bandung dan Bogor mencapai suhu 18 derajat Celcius, sama dengan Ungaran yang dekat dengan Semarang.

Apa penyebabnya?

Ada yang mengaitkan dengan rutinitas bumi mengitari matahari yang bulan ini berada pada posisi terjauh dari matahari atau istilahnya Aphelion (seperti gambar di atas). Karena memang garis edar bumi berbentuk elips (lonjong). Ternyata bukan itu penyebab utamanya. 

Nah, ini informasi dari BMKG. 

Pertama hembusan angin, dan kedua pada musim kemarau angin datang dari benua Australia yang sedang musm dingin. Itulah yang menyebabkan sejumlah kota di Jawa pada musim kemarau terasa lebih dingin. 

Itu berulang setiap tahun, hanya tahun ini terasa lebih istimewa karena ada pengaruh penguapan air laut ke atmosfir sedikit. Puncak musim kemarau terjadi Juli - Agustus..

Pada dasarnya alam mengajarkan adanya siklus yang berulang.

Ini jadwal Bumi pada titik Aphelion (Time and Datecom):
2018 : 6 Juli jam 23.46 WIB
2019 : 5 Juli jam 05.10 WIB 2020 : 4 Juli jam 18.34 WIB


Jadi peristiwa astronomis APHELION adalah benar menurut keilmuan, tetapi tidak benar ada hubungannya dengan sejumlah kota di Jawa yang terasa lebih dingin.

Juli ini kita akan mengalami peristiwa lain, yaitu Gerhana Bulan Total yang cukup lama, yang akan terjadi tanggal 27/28 Juli 2018.

Semarang, Sabtu 7 Juli 2018

Kamis, 27 Juli 2017

JULY, JULY... OH, JULY

Sweet July

Bulan Juli... telah tiba, teringat Ibunda yang telah melahirkan diri ini puluhan tahun silam. Terbayang perjuangan, letih dan deraan sakit yang ditanggungnya ketika kandungannya telah mencapai hari di bulan kesembilan, itulah AKU, anak perempuan yang berlimpah kasih sayang mereka berdua. Aku tahu, mengerti dan memahami semua keluh dan peluhnya ketika akan melahirkanku. Karena beberapa kali telah kujalani, seperti yang beliau alami. Tak cukup mengandung dan melahirkan... berlanjut hingga mengasuh dan membimbingku sampai dewasa, curahan kasih sayang tak pernah berhenti. Betapa pun tingkahku berlebih di luar kehendak mereka, kasih sayang itu tak pernah putus... bahkan hingga hari ini pun ketika mereka telah menyelesaikan tugasnya dalam kehidupan dunia ini di tahun-tahun silam, serasa mereka masih ada dalam setiap helaan nafas ini.
Simbol kelahiran di bulan Juli, di tanggal kelahiranku:

They are said, Larkspur Flower or Flower of July
Sumber gambar: http://tanamanmahal.com 

Mereka bilang, kepiting 'Cancer'  simbolnya
Sumber gambar: http://terbaruterpercaya.blogspot.co.id

Bulan Juli... juga bulan kelahiran dan tepatnya hari ini, hari ke 27 di bulan Juli, adalah hari kelahiran almarhum Bapak, yang kami panggil Bapa... Among! Hari ini teringat dan terbayang wajah teduh berwibawa 'Sang Komandan'. Dia adalah komandan kami anak-anaknya, walau sesungguhnya beliau adalah pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), dulu, yang sekarang disebut veteran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Angkatan Darat. Bukan karena pangkatnya di militer sehingga beliau disebut komandan, tetapi oleh karakter dan kharisma yang melekat pada dirinya. Jiwa pemimpin, pelindung, sahabat, kawan, teman... seorang bapak bagi banyak anak yang terbimbing olehnya. Walau Sang Komandan telah tiada, namun jasa, budi, nasehat... yang tercurah darinya masih hidup dalam diri ini, dalam diri yang mengenangnya.

Foto: Dokumentasi pribadi di bulan Juni 2015

Bulan Juli... ada kelahiran bagi jiwa baruku oleh karena kasih sayang Tuan Semesta Alam, Tuan Yang Maha Esa. Kelahiran yang kuimpikan, kunantikan dan kujalani ini... harapan akan terwujud kedamaian dan kesejahteraan diri, sesama dan alam semesta. Mimpi dan harapan yang tiada kata mustahil untuk menggapainya. Betapa pun berat perjuangan, deraan dan hinaan telah terlampaui karenanya, tapi janji yang telah terpatri dalam Nubuat Kata, tak akan ingkar oleh Pembuat Janji.

Bulan Juli... ada Aku.

Kamis, 27 Juli 2017
Sarmina

Selasa, 02 Mei 2017

SELAMAT JALAN...'REST IN PEACE' ABI OPUNG

Abi Opung...

Bagiku... Engkau adalah gembala yang baik.
Dikala carut marut kehidupan membelengguku, kau hadir membawa setitik harapan, dengan cahaya-Nya, kau tuntun dan kau bimbing aku ke jalan yang benar. Bukan oleh dorongan keinginan duniawi tetapi karena tuntunan kudus dari Sang Khalik.
Cinta, kasih dan sayang tercurah kepadaku, kepada kami anak-anakmu, kepada keluarga kecil kami, bahkan sepengetahuanku... kepada  siapa saja yang mengenalmu.
Mengenangmu, Abi Opung...
Bukan hanya dengan kata-kata lembut, halus mendayu, kau berkata dalam didikanmu, tetapi kata-kata tajam, menyayat... bahkan suara menggelegar pun, kau haturkan, demi sebuah kebenaran yang dituntunkanNya, yang harus kau sampaikan pada kami.
Tak semua orang memahami sikap dan tuturmu, tetapi tak sedikit yang merindukan suaramu. Tak semua orang menyukai sifatmu, tetapi tak sedikit yang mengharapkan senyum tulusmu. Hingga suatu waktu, aku pun menyebutmu, bagai MAWAR MERAH. Keindahan yang tiada tanding, aroma yang tiada tara, tapi tak ada mawar yang tak berduri... Itulah dirimu, yang kami sebut Abi Opung...
Kepergianmu hari ini, menghadap panggilan Sang Pencipta dan Pemilik... tak mampu membendung air mataku, air mata cucu-cucumu... Sungguh, kami tak sanggup untuk tidak menitikkan air mata atas kepergianmu yang begitu cepat dan tiba-tiba.
Belum lekang dari telinga kami, desiran suaramu yang selalu mencurahkan 'air kehidupan' di waktu-waktu teduh menjelang fajar. Itulah masa yang tak lekang dan tak tergantikan.
Tapi SEMUA ADA SAATNYA, seperti yang selalu Abi Opung ingatkan pada kami, sebagimana Firman Sang Khalik.
Kini saatnya, Abi Opung menggenapi panggilan Maha Kuasa, Sang Pencipta. Istirahatlah dengan damai... Rest In Peace Abi Opung!


Kami akan meneruskan perjuangan hingga akhir sampai tujuan. Jika sudah saatnya, kami pun kelak akan dipanggilNya.
Sang Khalik... Maha Kuasa... Tuhan Yang Maha Esa, Dialah yang mencipta dan memiliki. Dialah Alpha dan Omega. Kedalam haribaan-Nya, orang pilihanNya, orang yang kami sayangi... Abi Opung gembala kami... kembali pada Tuan Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Esa.
Selamat Jalan Abi Opung... Selamat Jalan Pejuang di Jalan Kebenaran.
Berkat dan Damai kau tinggalkan, dengan Berkat dan Damai jua kau pergi!

Selasa, 02 Mei 2017
Sarmina