Fenomena bulan merah terjadi pada hari Selasa, 15 Aprill
2014.
Penampakan bulan ini dikenal dengan BLOOD MOON atau BULAN
DARAH. Hal ini disebabkan pembiasan warna yang terjadi pada pemantulan cahaya
di bulan atau seperti kejadian pembiasan warna pada prisma, akibat
panjang gelombang dan warna yang berbeda.
Kejadian gerhana bulan merah atau blood moon bisa karena
terjadi warna merah sedikit terbiaskan dibandingkan warna biru (ungu)
akibat adanya partikel-partikel lain didalam atmosfer selain udara sehingga
daya bias partikel semakin besar. Partikel-partikel penguat pembiasan ini bisa
berupa partikel abu gunung api.
Ilmuwan NASA menjelaskan bahwa “Warna yang tampil di Bulan
bergantung pada besarnya jumlah debu serta awan di atmosfer. Jika ada partikel
tambahan di atmosfer, misalnya dari letusan gunung berapi, maka Bulan akan
berwarna merah gelap.”
Menurut Wakil Presiden
Masyarakat Astronomi Kanada Colin Haig, gerhana bulan 'darah' total kali ini
akan sangat fenomenal. Berbeda daripada yang lain. "Ini akan sangat
penting bagi kita. Sangat dramatis," kata Colin, seperti dikutip
dari CBC.
Gerhana bulan ini berwarna
merah darah lantaran planet Mars saat ini berada dalam titik terdekat dengan
bumi.
Gerhana diperkirakan terjadi 4 kali
selama 2014 yaitu gerhana bulan total pada 15 April, gerhana matahari cincin
pada 29 April, gerhana bulan total pada 8 Oktober dan gerhana matahari sebagian
pada 23 Oktober 2014.
Akan tetapi tak semua fase gerhana bisa dilihat. Sayangnya gerhana juga hanya
bisa dilihat di Indonesia bagian tengah dan bagian timur saja. Warga di tengah
dan timur Indonesia pun cuma bisa mengamati bagian akhir dari proses gerhana
bulan tersebut.
"Gerhana ini dapat diamati dari wilayah Indonesia kecuali Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat dan Sumatera," kata Kepala BMKG Andi Eka Sakya, seperti dimuat Antara.
Space.com melansir, proses gerhana diawali kontak awal penumbra pada Selasa siang sekitar 11.54 WIB. Kemudian kontak awal umbra akan dicapai pada pukul 12.58 WIB.Puncak gerhana bulan 'darah' total ini diperkirakan bakal terjadi pada Selasa siang, sekitar pukul 14.47 WIB dengan lama puncak di mana Bulan sama sekali tak terpapar sinar Matahari yakni sekitar 38 menit.
"Gerhana ini dapat diamati dari wilayah Indonesia kecuali Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat dan Sumatera," kata Kepala BMKG Andi Eka Sakya, seperti dimuat Antara.
Space.com melansir, proses gerhana diawali kontak awal penumbra pada Selasa siang sekitar 11.54 WIB. Kemudian kontak awal umbra akan dicapai pada pukul 12.58 WIB.Puncak gerhana bulan 'darah' total ini diperkirakan bakal terjadi pada Selasa siang, sekitar pukul 14.47 WIB dengan lama puncak di mana Bulan sama sekali tak terpapar sinar Matahari yakni sekitar 38 menit.
Saat fase puncak tersebut, bulan akan tepat berada pada daerah umbra, yaitu bayangan
inti yang berada di bagian tengah sangat gelap pada saat gerhana bulan.
Selanjutnya, kontak akhir umbra gerhana bulan 'darah' total tersebut akan
dimulai pada Selasa sore pukul 16.33 WIB dan kontak akhir penumbra pada pukul
17.37 WIB.
Gerhana bulan total ini juga bisa diamati dari Afrika bagian barat, Eropa
bagian barat dan Samudera Atlantik saat bulan sedang terbenam. Seluruh proses
gerhana akan dapat diamati dari Amerika Selatan bagian barat dan Amerika Utara
serta Samudera Pasifik bagian timur.
Proses gerhana pada saat bulan terbit dapat diamati di Samudera Pasifik bagian barat, Australia dan Asia bagian timur. Namun keseluruhan proses gerhana tidak dapat diamati dari daerah Asia, Afrika bagian timur dan Eropa bagian timur.
Proses gerhana pada saat bulan terbit dapat diamati di Samudera Pasifik bagian barat, Australia dan Asia bagian timur. Namun keseluruhan proses gerhana tidak dapat diamati dari daerah Asia, Afrika bagian timur dan Eropa bagian timur.
Gerhana bulan total yang
terjadi dari Selasa (15/4/2014) siang hingga sore, dengan lama sekitar 5 jam 43
menit. Gerhana serupa sebelumnya muncul pada 2003-2004.
Kejadian ini bukanlah hal yang baru karena ini sudah pernah
terjadi sebelumnya bahkan ribuan tahun silam.
Sumber:
- http://news.liputan6.com
- NASA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar